Pendahuluan
Sistem pernapasan merupakan komponen vital dalam mempertahankan kehidupan. Salah satu masalah yang sering dijumpai pada pasien di ruang perawatan adalah bersihan jalan napas tidak efektif. Gangguan ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas akibat sekret, spasme, atau benda asing sehingga pertukaran gas terganggu dan kebutuhan oksigen tubuh tidak terpenuhi secara optimal.
Pengertian Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Menurut Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI, 2018), bersihan jalan napas tidak efektif (Ineffective Airway Clearance) adalah ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekret atau obstruksi jalan napas guna mempertahankan jalan napas tetap paten. Kondisi ini memerlukan intervensi keperawatan segera untuk mencegah hipoksia dan komplikasi pernapasan yang lebih berat.
Penyebab atau Etiologi
Penyebab gangguan ini dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu penyebab fisiologis dan penyebab situasional.
1. Penyebab Fisiologis
- Spasme jalan napas.
- Hipersekresi jalan napas akibat infeksi atau iritasi.
- Disfungsi neuromuskuler yang menghambat kemampuan batuk.
- Benda asing dalam jalan napas.
- Adanya jalan napas buatan (misalnya trakeostomi).
- Sekresi yang tertahan akibat kelemahan otot pernapasan.
- Hiperplasia dinding jalan napas.
- Proses infeksi pada saluran napas.
- Respon alergi yang menyebabkan edema saluran napas.
- Efek agen farmakologis seperti anestesi yang menekan refleks batuk.
2. Penyebab Situasional
- Kebiasaan merokok aktif.
- Terpajan asap rokok (merokok pasif).
- Paparan polutan atau debu di lingkungan kerja.
Gejala dan Tanda Mayor
A. Subjektif
Tidak tersedia (pasien umumnya tidak mampu mengungkapkan secara verbal).
B. Objektif
- Batuk tidak efektif.
- Tidak mampu batuk sama sekali.
- Sputum berlebih.
- Terdengar mengi, wheezing, atau ronkhi kering.
- Terdapat mekonium pada jalan napas bayi baru lahir (neonatus).
Gejala dan Tanda Minor
A. Subjektif
- Dispnea (sesak napas).
- Sulit berbicara karena napas pendek.
- Ortopnea (kesulitan bernapas saat berbaring).
B. Objektif
- Pasien tampak gelisah.
- Sianosis (kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen).
- Bunyi napas menurun atau tidak terdengar.
- Frekuensi napas meningkat atau tidak teratur.
- Pola napas berubah (misalnya pernapasan dangkal).
Kondisi Klinis yang Terkait
Gangguan bersihan jalan napas tidak efektif sering muncul bersamaan dengan berbagai kondisi medis, antara lain:
- Guillain-Barré Syndrome.
- Sklerosis multipel.
- Myasthenia gravis.
- Prosedur diagnostik seperti bronkoskopi atau transesophageal echocardiography (TEE).
- Depresi sistem saraf pusat.
- Cedera kepala dan trauma otak.
- Stroke.
- Kuadriplegia (kelumpuhan empat anggota gerak).
- Sindrom aspirasi mekonium pada bayi baru lahir.
- Infeksi saluran napas seperti pneumonia atau bronkitis.
Kesimpulan
Bersihan jalan napas tidak efektif merupakan kondisi yang dapat mengancam kehidupan bila tidak ditangani segera. Deteksi dini terhadap tanda-tanda gangguan, seperti batuk tidak efektif dan peningkatan sekret, menjadi langkah penting dalam asuhan keperawatan. Perawat perlu memastikan jalan napas tetap terbuka melalui teknik suction, latihan batuk efektif, serta pemberian oksigen sesuai indikasi. Penanganan cepat dan tepat akan mencegah komplikasi seperti hipoksia dan gagal napas.

Posting Komentar untuk "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif - SDKI"