Laporan Pendahuluan Penyakit Peritonitis

Laporan Pendahuluan Penyakit Peritonitis - Nerspedia.id

Nerspedia.id – Peritonitis merupakan salah satu kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan diagnosis dan penanganan cepat. Artikel ini membahas laporan pendahuluan penyakit peritonitis secara lengkap mulai dari pengertian hingga peran perawat dalam pengelolaannya.


1. Pengertian Penyakit Peritonitis

Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, yaitu lapisan tipis yang melapisi dinding dalam rongga perut dan menutupi organ-organ di dalamnya. Kondisi ini dapat terjadi akibat infeksi bakteri, kebocoran isi usus, atau trauma pada perut.

Menurut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes, 2022), peritonitis dapat bersifat primer (terjadi tanpa adanya sumber infeksi yang jelas, misalnya pada pasien sirosis dengan asites) atau sekunder (akibat kebocoran dari organ berongga seperti usus buntu yang pecah atau perforasi lambung).

2. Etiologi / Penyebab

  • Infeksi bakteri – seperti Escherichia coli, Streptococcus, dan Staphylococcus.
  • Perforasi organ abdomen – misalnya akibat ulkus peptikum, apendisitis, atau divertikulitis yang pecah.
  • Trauma abdomen – luka tembus atau operasi yang menyebabkan kontaminasi rongga peritoneum.
  • Peritonitis primer – sering terjadi pada pasien sirosis hepatis dengan asites (spontaneous bacterial peritonitis).
  • Dialisis peritoneal – bila prosedur tidak steril, bakteri dapat masuk ke rongga peritoneum.

3. Anatomi Fisiologi

Peritoneum merupakan membran serosa yang terdiri atas dua lapisan:

  • Peritoneum parietalis – melapisi dinding dalam rongga abdomen.
  • Peritoneum visceralis – menutupi organ-organ dalam rongga abdomen.

Antara kedua lapisan tersebut terdapat rongga peritoneal yang berisi sedikit cairan serosa untuk meminimalkan gesekan antar organ. Fungsinya antara lain melindungi organ viseral, memfasilitasi pergerakan organ, serta berperan dalam respon imun lokal.

4. Patofisiologi

Proses peritonitis dimulai saat mikroorganisme atau bahan kimia asing masuk ke rongga peritoneum. Hal ini menimbulkan respon inflamasi yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan eksudasi cairan ke rongga peritoneal.

Akibatnya, terjadi penurunan volume intravaskular, gangguan perfusi jaringan, dan risiko syok sepsis. Jika tidak segera ditangani, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh (sepsis) dan menyebabkan kegagalan organ multipel.

5. Manifestasi Klinis (Gejala)

  • Nyeri abdomen hebat dan menyeluruh
  • Distensi abdomen (perut kembung)
  • Nyeri tekan pada abdomen
  • Mual dan muntah
  • Demam dan menggigil
  • Tanda-tanda dehidrasi (takikardia, hipotensi)
  • Rebound tenderness (nyeri saat tekanan dilepaskan)
  • Gangguan kesadaran pada kasus berat (tanda sepsis)

6. Pemeriksaan Penunjang yang Relevan

  • Laboratorium: Leukositosis, peningkatan CRP, kultur cairan peritoneal.
  • Pemeriksaan radiologi: Foto polos abdomen (dapat menunjukkan udara bebas subdiafragma bila ada perforasi), USG abdomen, CT scan untuk melihat sumber infeksi.
  • Analisis cairan peritoneal: Melalui paracentesis, untuk mendeteksi bakteri atau sel inflamasi.

7. Penatalaksanaan Medis

a. Terapi Medis

  • Antibiotik spektrum luas (misal: ceftriaxone + metronidazole) sesuai hasil kultur.
  • Rehidrasi cairan intravena untuk mencegah syok hipovolemik.
  • Analgesik untuk mengurangi nyeri (dengan pengawasan ketat).

b. Terapi Bedah

  • Laparotomi eksplorasi untuk mengidentifikasi dan memperbaiki sumber infeksi (misalnya perforasi usus atau lambung).
  • Drainase abses bila terdapat koleksi pus di rongga peritoneum.

c. Perawatan Penunjang

  • Pemberian oksigen dan pemantauan tanda vital.
  • Nutrisi parenteral bila pasien tidak bisa makan.
  • Monitoring fungsi ginjal dan keseimbangan elektrolit.

8. Komplikasi yang Mungkin Terjadi

  • Sepsis dan syok septik
  • Abses intraabdominal
  • Adhesi usus (perlengketan)
  • Gangguan fungsi organ multipel
  • Kematian bila tidak segera ditangani

9. Prognosis

Prognosis peritonitis bergantung pada penyebab, kecepatan diagnosis, dan penatalaksanaan. Dengan terapi yang cepat dan tepat, sebagian besar pasien dapat pulih. Namun, keterlambatan penanganan meningkatkan risiko mortalitas akibat sepsis.

10. Peran Perawat dalam Pengelolaan Peritonitis

  • Melakukan pengkajian menyeluruh terhadap kondisi pasien (nyeri, suhu, tekanan darah, distensi abdomen).
  • Memberikan perawatan cairan dan elektrolit sesuai instruksi medis.
  • Memantau tanda-tanda vital secara berkala untuk mendeteksi dini syok.
  • Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya kebersihan, diet, serta kepatuhan pengobatan.
  • Menjaga lingkungan tetap steril terutama pada pasien dengan drainase peritoneal atau luka operasi.

Daftar Pustaka

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022). Pedoman Penatalaksanaan Penyakit Infeksi di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes RI.
  2. World Health Organization (WHO). (2023). Peritonitis: Diagnosis and Management Guidelines. Geneva: WHO Press.
  3. OpenStax. (2021). Human Anatomy and Physiology. Houston: Rice University.
  4. Smeltzer, S. & Bare, B. (2018). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.

Disclaimer: Artikel ini disusun untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan pengganti konsultasi langsung dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional.

Posting Komentar untuk "Laporan Pendahuluan Penyakit Peritonitis"