Risiko Ikterik Neonatus - SDKI

Risiko Ikterik Neonatus: Penyebab, Faktor Risiko, dan Kondisi Klinis Terkait

Risiko Ikterik Neonatus

Kesehatan bayi baru lahir merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan secara menyeluruh, terutama pada masa awal kehidupan. Salah satu kondisi yang sering terjadi adalah penurunan curah jantung akibat ketidakseimbangan fisiologis tubuh, yang dapat berkaitan dengan berbagai kondisi termasuk gangguan metabolisme seperti ikterik neonatus. Memahami risiko ikterik neonatus penting agar tenaga kesehatan maupun orang tua dapat melakukan deteksi dan intervensi dini untuk menjaga fungsi vital bayi, termasuk sistem peredaran darah dan hati.

Definisi

Risiko ikterik neonatus adalah kondisi di mana bayi baru lahir berisiko mengalami kulit dan membran mukosa berwarna kekuningan setelah 24 jam kelahiran. Keadaan ini disebabkan oleh masuknya bilirubin tak terkonjugasi ke dalam sirkulasi darah. Bilirubin merupakan hasil pemecahan sel darah merah yang seharusnya diproses oleh hati, namun pada bayi baru lahir, fungsi hati yang belum sempurna sering kali menyebabkan kadar bilirubin meningkat.

Faktor Risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya ikterik pada neonatus antara lain:

  • Penurunan berat badan abnormal >7-8% pada bayi baru lahir yang menyusu ASI, atau >15% pada bayi cukup bulan
  • Pola makan yang tidak ditetapkan dengan baik
  • Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
  • Usia kurang dari 7 hari
  • Keterlambatan pengeluaran fases (mekonium)
  • Prematuritas (<37 minggu)

Kondisi Klinis Terkait

Beberapa kondisi medis yang sering dikaitkan dengan risiko ikterik neonatus meliputi:

  • Neonatus
  • Bayi prematur

Kesimpulan

Risiko ikterik neonatus perlu diwaspadai karena peningkatan kadar bilirubin dapat berdampak pada fungsi sistem saraf dan sirkulasi darah bayi. Deteksi dini, pemantauan ketat, serta penanganan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Peran tenaga kesehatan dan orang tua dalam menjaga keseimbangan nutrisi, frekuensi menyusui, serta pemantauan tanda-tanda ikterus menjadi kunci utama dalam pencegahan dan pengelolaan kondisi ini.


Sumber: Buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), 2017.

Posting Komentar untuk "Risiko Ikterik Neonatus - SDKI"