Laporan Pendahuluan Penyakit Gastritis
Nerspedia.id – Media Edukasi Keperawatan dan Informasi Kesehatan
1. Pengertian Penyakit Gastritis
Gastritis adalah suatu kondisi peradangan pada lapisan mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun kronis. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2021), gastritis terjadi akibat ketidakseimbangan antara faktor agresif (asam lambung, pepsin, dan Helicobacter pylori) dengan faktor defensif (lendir, bikarbonat, dan aliran darah mukosa lambung). Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa nyeri ulu hati, mual, muntah, serta rasa penuh setelah makan.
2. Etiologi / Penyebab Gastritis
Penyebab gastritis dapat dibagi menjadi faktor infeksi, kimiawi, dan gaya hidup. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori (penyebab tersering gastritis kronis).
- Konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau aspirin secara berlebihan.
- Konsumsi alkohol berlebih atau merokok.
- Stres fisik berat, misalnya pasca operasi besar atau luka bakar.
- Refluks empedu ke lambung.
- Autoimun (terjadi pada gastritis autoimun).
- Pola makan tidak teratur dan konsumsi makanan pedas atau asam.
3. Anatomi dan Fisiologi Lambung
Lambung merupakan bagian dari sistem pencernaan yang terletak di antara esofagus dan duodenum. Secara anatomi, lambung dibagi menjadi empat bagian utama: kardia, fundus, korpus, dan pilorus. Dinding lambung terdiri dari beberapa lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa.
Fungsi utama lambung meliputi:
- Menampung makanan dan mencampurnya dengan cairan lambung untuk membentuk kimus.
- Mensekresikan asam klorida (HCl) untuk membantu pencernaan protein dan membunuh mikroorganisme.
- Mengeluarkan enzim pepsinogen yang diubah menjadi pepsin untuk mencerna protein.
- Memproduksi faktor intrinsik yang penting untuk penyerapan vitamin B12 di usus halus.
4. Patofisiologi Gastritis
Pada kondisi normal, mukosa lambung dilindungi oleh lapisan mukus dan bikarbonat dari efek iritasi asam lambung. Ketika faktor agresif meningkat (seperti HCl berlebih, infeksi H. pylori, atau penggunaan NSAID), terjadi kerusakan sel epitel mukosa. Hal ini menimbulkan reaksi inflamasi berupa infiltrasi sel-sel radang, edema, dan degenerasi mukosa.
Pada gastritis akut, kerusakan mukosa bersifat sementara dan dapat pulih bila faktor penyebab dihilangkan. Sedangkan pada gastritis kronis, terjadi peradangan berkepanjangan yang dapat menyebabkan atrofi mukosa dan berisiko berkembang menjadi ulkus atau kanker lambung.
5. Manifestasi Klinis (Gejala)
- Nyeri atau rasa terbakar di ulu hati (epigastrium).
- Mual dan muntah.
- Perut kembung, rasa penuh setelah makan sedikit (early satiety).
- Kehilangan nafsu makan.
- Sendawa berlebihan.
- Muntah darah (hematemesis) atau tinja berwarna hitam (melena) pada kasus berat.
- Penurunan berat badan (pada gastritis kronis).
6. Pemeriksaan Penunjang yang Relevan
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis gastritis antara lain:
- Endoskopi lambung: untuk melihat langsung peradangan atau ulserasi mukosa.
- Uji napas urease (Urea Breath Test): mendeteksi infeksi H. pylori.
- Pemeriksaan serologi atau antigen tinja: mendeteksi antibodi/antigen H. pylori.
- Pemeriksaan darah lengkap: melihat adanya anemia akibat perdarahan kronis.
- Pemeriksaan feses: mendeteksi adanya darah samar (occult blood).
7. Penatalaksanaan Medis
Tujuan terapi medis pada gastritis adalah mengurangi peradangan, menetralkan asam lambung, serta mengatasi penyebabnya. Penatalaksanaan meliputi:
- Farmakoterapi:
- Antasida untuk menetralkan asam lambung.
- Antagonis reseptor H₂ (misalnya ranitidin, famotidin).
- Inhibitor pompa proton (PPI) seperti omeprazol atau pantoprazol.
- Antibiotik (klaritromisin, amoksisilin, metronidazol) bila disebabkan oleh H. pylori.
- Sukralfat untuk melindungi mukosa lambung.
- Modifikasi gaya hidup:
- Menghindari konsumsi alkohol, kopi, makanan pedas atau asam.
- Makan dengan porsi kecil tapi sering.
- Mengelola stres dengan relaksasi dan tidur cukup.
- Menghindari penggunaan NSAID tanpa indikasi dokter.
8. Komplikasi yang Mungkin Terjadi
- Perdarahan gastrointestinal.
- Ulkus peptikum (tukak lambung atau duodenum).
- Anemia akibat kehilangan darah kronis.
- Atrofi mukosa lambung dan risiko kanker lambung.
- Penurunan berat badan dan malnutrisi.
9. Prognosis
Prognosis gastritis umumnya baik bila penyebab diidentifikasi dan diatasi dengan cepat. Gastritis akut dapat sembuh total, sedangkan gastritis kronis memerlukan terapi jangka panjang dan perubahan gaya hidup. Deteksi dini infeksi H. pylori dan kepatuhan terhadap terapi merupakan faktor penting dalam mencegah kekambuhan.
10. Peran Perawat dalam Pengelolaan Pasien Gastritis
Perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan komprehensif pada pasien gastritis. Beberapa peran tersebut antara lain:
- Pengkajian: Mengidentifikasi gejala seperti nyeri ulu hati, mual, muntah, serta faktor pemicu (stres, pola makan, obat).
- Diagnosa keperawatan: Nyeri akut, mual, defisit pengetahuan tentang penyakit, atau risiko ketidakseimbangan nutrisi.
- Intervensi: Edukasi tentang diet lunak, pentingnya makan teratur, teknik relaksasi, serta kepatuhan obat.
- Evaluasi: Memantau respon pasien terhadap terapi, mengurangi keluhan nyeri dan mual, serta meningkatkan pengetahuan pasien tentang pencegahan kekambuhan.
Edukasi berkelanjutan dari perawat membantu pasien memahami pentingnya menjaga pola makan, menghindari faktor pencetus, dan mematuhi pengobatan sesuai anjuran medis.

Posting Komentar untuk "Laporan Pendahuluan Penyakit Gastritis"